Soeharto adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Menjabat sebagai Presiden Indonesia yang kedua, Soeharto memimpin negara ini selama lebih dari tiga dekade (1967-1998), membawa Indonesia melalui transformasi besar baik dalam aspek politik, ekonomi, maupun sosial. Meskipun dikenal karena pembangunan ekonomi yang pesat, masa pemerintahannya juga penuh dengan kontroversi, kebijakan otoriter, serta tuduhan korupsi yang melibatkan dirinya dan keluarganya. Artikel ini akan mengulas biografi singkat Soeharto, mencakup latar belakang, karier, dan warisan yang ditinggalkan oleh Presiden yang memimpin Indonesia selama lebih dari 30 tahun ini.
1. Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Soeharto lahir pada 8 Juni 1921, di Kemusuk, Yogyakarta, dalam sebuah keluarga yang sederhana. Ayahnya, Kertosudiro, adalah seorang petani, sedangkan ibunya, Sukirah, adalah seorang ibu rumah tangga. Soeharto tumbuh dalam lingkungan pedesaan yang penuh dengan nilai-nilai kerja keras dan kedisiplinan. Meskipun berasal dari keluarga miskin, Soeharto bertekad untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Pada masa remaja, Soeharto mulai bergabung dengan dunia militer, yang kelak menjadi batu loncatan dalam perjalanan kariernya. Ia memasuki Sekolah Tentara di Magelang pada 1940 dan kemudian bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945. Pengalaman militernya inilah yang membentuk karakter kepemimpinan Soeharto di kemudian hari.
2. Karier Militer dan Kenaikan Kekuasaan
Soeharto memulai karier militernya dengan bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah kemerdekaan Indonesia. Pada 1945-1949, Indonesia mengalami perang kemerdekaan melawan Belanda, dan Soeharto menjadi bagian dari perjuangan ini. Setelah Indonesia merdeka, Soeharto melanjutkan karier militernya dan menduduki berbagai posisi penting.
Pada 1950-an, Soeharto mulai dikenal sebagai seorang perwira militer yang cakap dan memiliki kemampuan strategis. Kariernya semakin menanjak, dan pada 1965, ia diangkat menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Posisinya yang semakin kuat memungkinkannya untuk memainkan peran penting dalam peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia) yang terjadi pada 1965. Dalam peristiwa tersebut, enam jenderal militer Indonesia tewas akibat percobaan kudeta yang dipimpin oleh PKI.
Setelah G30S/PKI, Soeharto mulai mengambil alih kekuasaan di dalam militer dan secara de facto menjadi pemimpin negara. Pada tahun 1967, Soeharto mengambil alih kursi Presiden melalui keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang menurunkan Sukarno, Presiden pertama Indonesia. Dengan demikian, dimulailah era pemerintahan Orde Baru yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade.
3. Era Orde Baru: Pemerintahan yang Stabil dan Kontroversial
Setelah resmi menjabat sebagai Presiden, Soeharto memulai konsolidasi kekuasaan dan menegakkan pemerintahan yang sangat terpusat. Salah satu kebijakan utama yang diusung adalah Orde Baru, yang berfokus pada pembangunan ekonomi dan stabilitas politik. Pemerintahan Soeharto mengutamakan pembangunan infrastuktur dan sektor pertanian, yang dikenal dengan kebijakan Revolusi Hijau.
Selama masa pemerintahannya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, terutama pada 1980-an dan 1990-an, dengan meningkatnya sektor industri dan ekspor. Namun, di balik pencapaian ekonomi tersebut, pemerintahan Soeharto juga diwarnai oleh kontrol politik yang sangat ketat, pembatasan kebebasan pers, serta pelaksanaan kebijakan otoriter yang membatasi ruang gerak oposisi politik.
Di bawah Orde Baru, Soeharto juga berhasil menciptakan stabilitas sosial-politik melalui pengendalian militer yang sangat kuat, serta pembatasan terhadap aktivitas partai-partai politik yang dianggap mengancam kestabilan pemerintahannya. Ini membuat Soeharto sangat dominan dalam segala aspek kehidupan politik Indonesia.
Namun, meskipun Indonesia mengalami kemajuan ekonomi, pemerintahannya mendapat kritik karena munculnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang melibatkan dirinya dan keluarganya. Banyak dari proyek-proyek besar pemerintah yang menguntungkan para pengusaha dekat dengan Soeharto dan keluarganya, yang menyebabkan ketidakpuasan sosial di kalangan rakyat.
4. Krisis 1997-1998 dan Kejatuhan Orde Baru
Pada akhir 1990-an, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang hebat akibat krisis moneter Asia yang melanda negara-negara Asia Tenggara. Krisis ini menyebabkan devaluasi rupiah yang tajam, lonjakan inflasi, serta pengangguran yang meningkat pesat. Krisis ekonomi ini memperburuk ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah Soeharto.
Masyarakat, mahasiswa, dan elemen-elemen reformis lainnya mulai menggencarkan aksi protes yang mendesak Soeharto untuk mengundurkan diri. Kejatuhan Soeharto semakin nyata pada Mei 1998, ketika demonstrasi besar-besaran terjadi di seluruh Indonesia. Menghadapi tekanan yang semakin besar, Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 setelah memerintah selama 31 tahun.
5. Warisan dan Kontroversi
Soeharto meninggalkan warisan yang sangat kompleks bagi Indonesia. Di satu sisi, ia berhasil membawa Indonesia menuju stabilitas politik dan kemajuan ekonomi. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami peningkatan infrastruktur, pendidikan, dan sektor industri. Namun, di sisi lain, masa pemerintahannya juga dikenang karena kebijakan otoriter, pelanggaran hak asasi manusia, serta dampak buruk dari praktik korupsi yang melibatkan dirinya dan keluarganya.
Setelah kejatuhannya, Soeharto hidup dalam pengasingan dan menghadapi sejumlah tuntutan hukum, namun ia tidak pernah dihukum. Warisan Soeharto tetap menjadi topik yang sangat kontroversial di Indonesia. Beberapa melihatnya sebagai pahlawan yang membawa Indonesia keluar dari kemiskinan dan ketidakstabilan, sementara yang lain menganggapnya sebagai penguasa otoriter yang merusak demokrasi dan merugikan rakyat Indonesia melalui kebijakan korup.
6. Kesimpulan
Soeharto adalah sosok yang tak bisa dilepaskan dari perjalanan sejarah Indonesia. Sebagai Presiden Indonesia yang kedua, ia memainkan peran penting dalam membangun Indonesia pasca kemerdekaan. Meskipun masa pemerintahannya diwarnai dengan kebijakan otoriter dan kontroversi, pencapaian pembangunan ekonomi yang signifikan membuatnya dikenang sebagai tokoh yang turut membawa Indonesia ke panggung internasional. Namun, meski banyak sisi positif yang dicapai, warisan kepemimpinan Soeharto tetap menjadi bahan refleksi bagi perjalanan Indonesia menuju masa depan yang lebih demokratis dan transparan.
Baca Juga Artikel Berikut Di : Baseportal.Vip